Menikmati sunrise di suatu area membutuhkan
perjuangan tentunya. Bangun pagi-pagi buta, hawa dingin yang menusuk, dan
berjalan kaki dalam kegelapan adalah cobaan-cobaan yang dialami ketika mengejar
sunrise. Begitu juga yang saya alami ketika mengejar sunrise di salah satu
lokasi sunrise terbaik di pulau Jawa, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau
lebih akrab dipanggil Gunung Bromo. Saking bagusnya sunrise disini, banyak
wisatawan mancanegara yang datang bahkan ketika low-season atau musim
penghujan. Viewpoint sunrise disini
adalah bukit Penanjakan. Bukit Penanjakan terdiri dari dua lokasi yaitu
Penanjakan I dan Penanjakan II (Seruni Point). Apa perbedaaan kedua bukit ini?.
Perbedaannya adalah paling utama adalah ketinggiannya. Penanjakan I lebih
tinggi dibandingkan Penanjakan II sehingga bisa dikatakan memiliki landscape yang lebih megah sehingga
lebih populer dibanding Penanjakan II. Selain itu fasilitas di Penanjakan I
lebih lengkap karena terdapat kios-kios makanan dan souvenir serta tempat duduk
yang lebih memadai. Di Penanjakan II sebenarnya juga ada, namun jumlahnya
sedikit dan gelap sehingga kita bertransaksi dalam kegelapan,hehehe. Seperti
yang saya katakan di awal, letak “kedua” Penanjakan ini berdekatan karena
terdapat pada satu bukit. Namun akses jalan menuju kesana ternyata berbeda.
Jika kita menggunakan jeep seperti pada umumnya, untuk menuju ke Penanjakan I
harus melewati lautan pasir Gunung Bromo dengan lama perjalanan kurang lebih
sekitar setengah jam atau sekitar 3 jam berjalan kaki ke arah barat laut.
Sedangkan untuk menuju ke Penanjakan II,kita hanya membutuhkan waktu sekitar
kurang lebih 15 menit atau 2 jam berjalan kaki karena melewati jalanan desa ke
arah barat. Lebih tepatnya dari hotel Cemara Indah, ada jalan ke arah barat,
lurus saja. Berdasarkan obrolan saya dengan warga sekitar, jika berjalan kaki
lebih disarankan untuk mengejar sunrise di Penanjakan II karena selain lebih
dekat, jalurnya juga ramah bagi pejalan kaki. Tidak mau kan jika saat berjalan
kaki di tengah lautan pasir tiba-tiba terperosok ke aliran sungai (lebih
tepatnya aliran air hujan yang membelah pasir tapi dalam skala yang
besar,hehehe) atau tertabrak jeep di kegelapan??hehehehe. Belum lagi ancaman
kabut super tebal yang kerap terjadi di daerah itu.
Courtesy from www.wisatajawatimur.com |
Namun jika memang berniat
ke Penanjakan I namun ingin berhemat dengan berjalan kaki ada alternatif lain.
Ternyata tepat di sisi kanan sebelum kita memasuki gerbang Penanjakan II, ada path yang terpisah dari tangga utama
untuk menuju ke Penanjakan I. Letak path tersebut
tidak terlalu lebar dan gelap dari kejauhan namun akan terlihat jika dengan
jelas jika kita teliti kemudian sorot dengan senter. Karena jalur tersebut
tidak resmi maka tidak banyak wisatawan yang tahu dan membutuhkan guide jika ingin lewat kesana demi
keselamatan bersama karena di pinggirpath
tersebut adalah jurang dan tidak ada pembatas layaknya di tangga utama. Ngeri juga jika terpeleset dan salto
ratusan kali layaknya Sun Go Kong menuju kahyangan,hehehe. Saya sendiri lebih
memilih aman dengan menuju ke Penanjakan II karena selain aksesnya lebih mudah,
ada kemungkinan bahwa kabut tebal lebih sering terjadi pada Penanjakan I
daripada Penanjakan II karena posisinya yang lebih tinggi. Hal itu benar adanya
karena ketika saya beranjak ke lautan pasir sekitar pukul 06.15, dari kejauhan
tampak Penanjakan I masih diselimuti kabut sedangkan Penanjakan II telah
“bersih” (baca "05:07 Sunrise Puncak Penanjakan").
Dilihat dari Penanjakan I atau Penanjakan II,menurut saya sunrise Gunung Bromo
tidak berkurang keindahannya. So, sesuaikan
saja dari budget kita ketika berkunjung ke sini. Happy visit =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar