Senin, 20 Mei 2013

Mengunjungi Eco Green Park, Wisata Edukatif & Ramah Lingkungan Berkelas Internasional Di Indonesia @ Episode 2

Pada Plaza Music terdapat kolam air dengan berbagai alat musik. Kebanyakan menggunakan media air untuk menciptakan nada-nada yang jika digabungkan menghasilkan lagu “Gundul-Gundul Pacul”. 


 
Selain alat musik tadi, ada pistol air dan beberapa air mancur yang menyegarkan suasana terik saat itu. Disebelah kiri Plaza Music, terdapat wahana Jungle Adventure. Berdasarkan brosurnya,  akan dibawa berkeliling hutan jati dengan kereta kelinci yang dilengkapi dengan simulasi penyelamatan hewan-hewan. Saya sendiri memilih tidak menaikinya karena atriannya cukup panjang,hehehe. 


Food court disini menyediakan berbagai olahan susu segar yang prosesnya dapat  lihat dari luar. Selain itu ada cemilan-cemilan seperti roti bakar, tape bakar, dan sebagainya. Harganya standar tempat wisata lah, hehehe.  Rute selanjutnya adalah memasuki “World Pheasant” atau Dunia Ayam. Ayam-ayam yang ada memiliki warna-warna yang menarik dan mencolok.



Sayangnya, siang itu mayoritas ayam yang ada bersembunyi di balik kandangnya, hanya beberapa saja yang terlihat. Dunia Ayam tersebut tidak telalu panjang, hanya beberapa puluh meter saja. Terdapat juga area Bird Show yang memulai pertunjukan pada pukul 12:00. Di ujung pintu Dunia Ayam, terdapat pengolahan sampah. Di depan ruangan pengolahan sampah,ada penyaringan bertingkat yang menunjukkan bagaimana cara menjernihkan air keruh melalui media pasir, ijuk, arang karbon dan sebagainya. Jadi ingat ketika SD pernah praktek membuat alat semacam ini,hehehe. Namun saya urung masuk ke dalam ruangan tersebut karena masih dipenuhi oleh rombongan keluarga yang sedang mendapat presentasi bagaimana cara mengolah sampah padat sehingga menjadi barang yang berguna bagi lingkungan. 


Oya, di depan ruangan pengolahan sampah, lagi-lagi saya menemui kerajinan patung yang terbuat dari barang-barang bekas. Kali ini patung tersebut berbentuk patung kerbau menarik cikar (cikar dalam bahasa jawa artinya delman besar yang berguna mengangkut hasil-hasil pertanian) mirip dengan patung “Shaun The Sheep” di dekat pintu masuk. Perjalanan berlanjut menuju ke rumah pengolahan jamur. Sesuai dengan namanya,  di dalam rumah jamur akan dijelaskan bagaimana cara mengolah jamur dari awal menanam hingga menjadi bahan makanan yang siap dijual kembali. Selain mengetahui pengolahan jamur tadi, ada juga sistem penanaman lettuce secara hidroponik atau dengan menggunakan tempat dan air dengan jumlah terbatas.



Wah, lettuce –nya terlihat sangat segar dibanding lettuce-lettuce yang saya makan ketika membeli gado-gado dan lalapan,hehehe. Jika berminat membawa oleh-oleh dari situ, tersedia berbagai olahan jamur seperti jamur mentah, keripik, dan sebagainya.  Dari rumah pengolahan jamur, ada Carnivora Garden. Taman kecil ini berisi tumbuhan-tumbuhan karnivora. Apa saja tumbuhan karnivora itu?. Ada beberapa tumbuhan karnivora namun yang paling terkenal tentu saja Kantong Semar. Banyak Kantong Semar berukuran sekepalan tangan disini. Sayangnya, di dalam Kantong Semar-Kantong Semar tersebut tidak ada serangga yang berhasil dtangkapnya. Mungkin serangga-serangga makanannya disuplai oleh petugas sehingga dia tidak perlu repot menangkapnya,hehehe. Next, ada World of Parrot. 


Koleksi burung kakaktua disini mayoritas berasal dari Amerika Selatan. Yang paling menarik adalah kakatua merah (saya lupa nama spesiesnya,hehehe) yang ada dalam bungkus pensil warna yang terkenal ketika saya masih bersekolah dulu,hehehe. 


Warnanya yang eye-catching membuat banyak pengunjung berfoto disini. Selain kakaktua yang berada dalam kandang, ada juga kakaktua yang dibiarkan di luar. Disini, pengunjung bisa berinterakasi dengan memberi makan mereka sambil berfoto. Sama dengan burung pada Walking Bird. Hanya saja disini, makanan burungnya tidak gratis. Harus membeli seharga Rp 3000,-/wadah jika ingin memberi makan,hehehe. 

Setelah World of Parrot, ada rest area Bird Paradise. Kenapa saya sebut rest area karena disini ada outlet makanan dan minuman dilengkapi dengan food court yang sejuk dan teduh. Sembari beristirahat, pengunjung dapat berinteraksi dengan burung-burung yang sengaja dilepaskan. Konsepnya mirip rest area dengan taman safari burung. Saya lihat banyak sekali pengunjung yang betah berlama-lama disini. Seperti yang saya katakan di awal, tempatnya tetap bersih dan tidak berbau walaupun menganut konsep seperti itu sehingga pengunjung merasa sangat nyaman. Dua jempol untuk para petugasnya. Duck Kingdom menjadi tujuan berikutnya. Tidak hanya bebek, namun ada juga ikan Arapaima Gigas disini. Kebetulan, saat itu kandangnya sedang dalam proses renovasi, namun dengan ikan didalamnya. Betapa beraninya para petugas disana,hehehe. Selain kandang Arapaima Gigas tadi, beberapa kandang bebek juga masih dalam proses renovasi (atau pembuatan ya) sehingga hanya segelintir bebek saja yang bisa dilihat.



Dari kandang bebek, saya menuju ke kandang burung hantu. Berhubung masih siang, burung hantu yang ada kebanyakan bersembunyi di sarangnya. Lagi-lagi ada kandang yang masih direnovasi. Semoga cepat selesai agar pengnjung bisa menikmati hewan-hewan tadi lebih lengkap. .....Eco Green Park, Wisata Edukatif & Ramah Lingkungan BerkelasInternasional Di Indonesia @ Episode 3         

Tidak ada komentar: