Beruntungnya hidup di Indonesia, banyak long weekend. Nah, berhubung sedang long
weekend, saya, eneng, dan beberapa teman memutuskan untuk berkunjung ke Eco
Green Park (EGP), Kota Batu.
Taman wisata ini masih berumur belum genap
setahun. Wisata edukasi yang menyenangkan berbasis lingkungan. Begitulah
kira-kira konsep yang saya tangkap ketika membaca brosur EGP. Terletak tepat
disamping Jatim Park II atau Secret Zoo & Museum Satwa. Dapat dicapai
dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi dari arah Malang, Surabaya, atau
Kediri. Bagi yang berkendaraan umum, jika dari Stasiun Kota Baru Malang /
Terminal Arjosari Malang, naiklah angkot biru dengan akhiran “L” dibelakangnya
contoh angkot AL dan ADL yang akan membawa
ke Terminal Landungsari. Dari situ berpindah ke angkot warna merah
muda/putih lalu turun di Pasar Besar Kota Batu. Selanjutnya perjalanan
dilajutkan dengan berjalan kaki ser 20 menit ke lokasi. Karena letaknya
berdekatan, tinggal memilih untuk menuju ke Eco Green Park, Jatim ParkI, Jatim
Park II + Museum Satwa, dan Batu Night Spectacular (BNS). Kembali ke perjalanan
awal, setelah 30 menit perjalanan dari Malang akhirnya saya sampai di Eco Green
Park. Tiket masuk seharga Rp 45.000,- (weekend) atau 30.000,-
(weekday/senin-kamis). Sama seperti di Secret Zoo, ada fasilitas tiket terusan
bagi yang ingin menikmati Eco Green Park, Jatim Park I, Jatim Park II + Museum
Satwa, dan Batu Night Spectacular (BNS) seharga Rp 150.000,- dengan durasi
waktu 2 hari untuk berkeliling. Di depan pintu masuk Eco Green Park, ada
fasilitas e-bike untuk berkeliling tanpa capek berjalan kaki dengan harga sewa
yang saya lupa berapa. Maklum, dengan gaya backpacker lebih nikmat untuk
berjalan kaki,hehehe. Di area awal, ada
kolam dengan burung-burung flamingo berparuh pink. Jumlah burungnya cukup
banyak dan keadaan kolam cukup bersih.
Kesan pertama yang cukup baik. Patut
dicontoh bagi pengelola kebun binatang lain. Ada juga beberapa patung keluarga
Shaun The Sheep yang terbuat dari beberapa limbah kayu. Di sudut lain, terdapat
diorama tanah longsor yang menimpa suatu desa akibat hutan di atasnya gundul.
Nah, jadi segera hijaukan hutan deh jika ingin menghindari bencana ini.
PapaThe Sheep, Mama The Sheep, Timy The Sheep, Shaun The Sheep, dan Pakdhe The Sheep |
Di sepanjang jalan pintu masuk ini (sepertinya sepanjang jalan hingga pintu
keluar), lampu-lampu penerangan dirancang menggunakan tenaga surya dan tenaga
angin.
Tempat sampah pun terbagi dua yaitu untuk sampah organik dan sampah
anorganik. Cocok dengan slogan ramah lingkungan yang diusung EGP. Langkah kaki
saya akhirnya sampai juga di patung gajah dengan skala 1:1 yang terbuat dari
kumpulan barang elektronik bekas seperti kipas angin, monitor, televisi,
printer, kalkulator dan telepon rumah.
Nampaknya ini jadi salah satu ikon taman wisata EGP karena saya sering melihat foto-foto berlatar belakang benda ini. Puas jeprat-jepret, kami masuk ke dalam Insectarium.
Dimana belalang anggreknya??? =) |
Sesuai dengan namanya
berisi kandang display serangga-serangga yang masih hidup atupun diawetkan. Di
tengah-tengah Insectarium bahkan ada pohon besar sebagai kandang belalang
tongkat yang dapat dimasuki.
Bisakah anda menemukan dimana belalang tongkat?? =) |
Namun hati-hati, diatas pohon ada sarang lebah!!!.
Wah, bisa bahaya jika lebah-lebah sedang agresif,hehehe. Tepat disamping pohon
ini, lagi-lagi ada kandang (lebih tepatnya kotak display tanpa tutup)yang bisa
dimasuki pengunjung dan lebih mencengangkan lagi serangga di dalamnya adalah
kalajengking!!. Untung kalajengking banyak beraktivitas di malam hari jadi di
siang itu dia sedang asyik berdiam
diri di sarangnya. Jika tidak, dicolek
sedikit saja, langsung liburan di rumah sakit,hehehe. Setelah keluar dari
Insectarium, sempat juga disemprot air yang fungsinya untuk mensterilkan badan
dari kuman agar pada area Walking Bird para penghuninya tidak tertular kuman-kuman
berbahaya yang tidak sengaja dibawa badan pengunjung
kemudian jatuh sakit. Suatu komitmen yang luar biasa untuk kesehatan
satwa-satwa disini. Walking Bird ini hampir mirip taman safari burung dimana
burung-burung penghuni kandang jaraknya sangat dekat dengan pedestrian
pengunjung.
Kandang yang berdekatan dengan pedestrian tidak membuat bau kotoran
burung tercium karena lingkungan bersih sekali.Burung-burung yang ada adalah
jenis burung-burung yang tidak bisa terbang atau malas terbang. Beberapa bahkan
sengaja dilepas agar bisa ikut berpose bersama pengunjung. Free bird food bagi
pengunjung yang ingin berfoto untuk menjaga mood
burung tetap oke selama pemotretan,hehehe. Burung-burung yang ada disini
diantaranya adalah burung merak, burung enau, dan sebagainya.
Di setiap kandang
burung selain nama spesies burung & asalnya, akan mendapati pertanyaan seputar burung yang
bersangkutan dan jawabannya bisa
dapatkan setelah mengitari kandang tersebut. Misalnya di kandang burung
merak, ada dua jenis merak yaitu merak jawa dan merak india, pertanyaan yang
diajukan adalah apa beda kedua merak tersebut?. Nah, jika merak jawa dengan
bulu dada kehijauan sedangkan merak India dengan bulu dada kebiruan. Fungsi
edukasi EGP dapat dilihat disini jadi
tidak sekedar melihat-lihat saja namun juga berbagi ilmu pengetahuan.
Slogan bertaraf internasional di brosurnya ternyata tidak bohong. Great job.Setelah area Walking Bird,
saya dan rombongan menuju area Plaza Music yang satu kompleks dengan area
Jungle Adventure, tempat pengolahan susu, dan food court + minimarket. ....EcoGreen Park, Wisata Edukatif & Ramah Lingkungan Berkelas Internasional DiIndonesia @ Episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar