Sepulang dari Eco Green Park, saya dan
rombongan segera mengisi perut. Rencananya sih
makan burger tapi bukan burger biasa, Burger Buto .Buto dalam bahasa jawa
artinya raksasa yang jahat dan menggangu manusia namun tenang saja burger ini
tidak sejahat namanya kecuali membuat kekenyangan dan gemuk,hehehe. Ya, Burger
Buto memang burger dengan ukuran raksasa dan dijamin membuat mata terbelalak
karena ukuran dan rasanya yang nikmat. Burger yang menjadi menu Kedai 27 yang
berlokasi di jalan Sarangan, Malang ini memiliki 4 varian jenis burger yaitu Burger
Buto Original, Burger Buto Long, Burger Buto Keceng, dan Burger Buto Ijo.
Keempat burger tadi dibedakan berdasarkan ukuran dan isiannya. Burger Buto Original
berbentuk bundar layaknya burger biasa namun dengan diameter 32 cm!!!.
Burger Buto Keceng |
Burger Buto Original |
Burger Buto Long - tinggal separo,hahaha... |
Tenang itu baru yang
original. Saudaranya, Burger Buto Long,
bentuknya memanjang dengan panjang sekitar 40 cm. Dijamin kenyang jika
sanggup melahapnya,hehehe. Nah, si adik bungsu, Burger ButoKeceng (keceng =
kurus kering, jadi burgernya pun memang kurus kering,hehehe.), panjangnya
mencapai 60 cm
atau setengah meter lebih!!!. Terakhir, si bapak dari Burger Buto, Burger Buto
Ijo, dengan diameter sekitar 40
cm dengan warna roti hijau muda yang mencolok+isian yang
lebih banyak dan beragam pula. Tidak ada satu pun orang yang berani menghadapi
(baca : menyantap) si “bapak” sendirian (termasuk saya) karena kemampuannya
membuat perut kenyang seketika,hehehe. Sesuai dengan namanya, buto ijo memang
artinya raksasa paling besar dan paling jahat dalam dunia “buto”. Bener-bener
keluarga devil-burger, hehehe. Isian dari keluarga burger ini
bermacam-macam dan bisa dipadupadankan. Isian standarnya
adalah daging dan selada dengan tambahan mayonaise diatasnya. Varian isian lain
bisa juga daging cincang (khusus Burger Buto keceng), keju, dan telur. Dengan
ukuran-ukuran yang tidak lazim seperti itu, burger-burger tersebut dijual
dengan harga yang masih pas di kantong yaitu mulai dari Rp 11.000,- s/d
40.000,-. Saya sendiri lebih suka Burger Buto keceng karena dengan isian daging
cincang rasanya lebih mantap, hehehe. Namun ketiga burger lain juga tidak bisa
dianggap remeh. Rasanya sedap jugakok
tergantung selera masing-masing. Dengan ukurannya yang super, rasa
burger-burger tersebut tidak eneg &
membuat ingin mencicipinya kembali. Kedai 27, sang empunya menu ini juga
menjual menu lain diantaranya nasi bakar dengan aneka lauk seperti jerohan,
kulit ayam, ayam bakar, dan sebagainya dengan minuman-minuman segar standar
restoran. Harganya juga cukup terjangkau pula. Suasana kedai ini nyaman dan
klasik dengan desain interior yang mengingatkan saya dengan bangunan-bangunan
era kolonial. Tak heran, setiap saya kesana tempat ini selalu ramai dengan
pengunjung bahkan tak jarang kita harus antri tempat duduk,hehehe.
Kedai ini mulai buka pukul 12 siang dan tutup sekitar pukul 21:00. Selain di Malang, kedai ini juga membuka cabang di Kota Batu. Jadi jika berkunjung ke Malang atau Batu, sempatkan untuk menikmati keluargaBurger Buto. Burger unik yang enak namun tetap terjangkau di kantong. Jika tidak sempat menikmatinya di tempat, burger ini juga bisa dibungkus dan dijadikan oleh-oleh. Okelah, itulah sepenggal kisah Burger Buto yang sedang saya santap untuk makan siang setelah mengunjungi Eco Green Park.Ngomong-ngomong masalah Burger Buto, karena ukurannya yang super dan bungkusnya yang bermotif kotak-kotak merah mencolok, saya sempat dikira membawa sekotak kembang api dan kotak lampu neon ketika membawa pulang 2 porsi Burger Buto keceng di dalam bus antar kota,hahahaha.=)