Kembali menjelajahi kawasan Gunung Bromo
adalah suatu hal yang saya lakukan pada pertengahan bulan Januari ini.
Sebenarnya kali ini rencananya sedikit mendadak karena pada awalnya saya ingin
menjelajahi kota Surakarta alias Solo. Namun karena alasan budget
(klasik,hehehe), saya memutuskan untuk kembali menjelajahi kawasan Bromo. Untuk
catatan perjalanannya tidak berbeda jauh dengan posting saya sebelumnya (baca
posting label Bromo–Tengger-Semeru). Yang berbeda dari posting sebelumnya
adalah kali ini saya bermalam di homestay,tidak di gazebo,hehehe. Kebetulan
ketika kami sampai di dekat pemberhentian angkot dari Terminal Banyuangga ke
Cemorolawang, ada seorang mas-mas yang
menawari kami menginap di homestay Tengger Permai. Nama yang tidak asing karena
ketika browsing beberapa nama
penginapan yang seringkali muncul adalah Yoschi Hotel (yang sudah terkenal baik
lokal maupun interlokal/inernasional), Homestay Tengger
Permai, dan sebagainya. Sebenarnya kami sempat berencana booking kamar ekonomi di Yoschi dengan harga Rp 180.000,-/night
(sudah termasuk makan) untuk dua orang. Namun urung kami lakukan karena
jaraknya jauh, sekitar 3 km dari pintu masuk kawasan Taman Nasional
Bromo-Tengger-Semeru.
Oke, singkat cerita kami sudah check in di Homestay Tengger Permai (HTP). Rate-nya Rp 100.000,-/malam tanpa makan tentunya,hehehe. Lokasinya
sangat dekat dengan pintu masuk, hanya sekitar 80 m saja. Berdekatan dengan
Hotel Cemara Indah yang mepet dengan pagar pembatas antara desa Cemorolawang
dengan view kawasan Bromo (tentunya rate-nya lebih mahal juga,hehehe). Jumlah kamar di HTP sekitar 15 buah
untuk kelas ekonomi dengan kamar mandi luar berjumlah 4 unit. Ada juga kamar
kelas VIP dengan kamar mandi dalam & hot
shower.
Fasilitas didalam kamar ekonomi HTP adalah dua tempat tidur yang
cukup untuk 4 orang kelas berat,hehe. Selain itu ada cermin dan meja juga.
Kekurangan kamar di HTP adalah tidak ada colokan listrik sehingga kita harus
numpang di warung milik ibu empunya HTP untuk beraktifitas yang berbau
elektronik. Hadeh,kopi gratis melayang karena hiter tidak berfungsi di kamar,hehehe. Saat kami menginap, susasana
sangat hening karena kebanyakan pengunjung datang dengan rombongan besar
sehingga lebih memilih menyewa satu rumah dengan rate Rp 300.000,- s/d Rp 450.000,- lengkap dengan hot shower dan colokan listrik
tentunya,hehehe. Namun kami cukup menikmatinya karena suasana tersebut bisa
membuat kami beristirahat lebih nyenyak. Di dalam kamar juga cukup bersih dan
hangat (karena tidak ada ventilasi standar). Jika ingin membuang air kecil atau
besar, kamar mandi luar juga cukup bersih dengan air sedingin es,hehehe. Di
depan kamar ada tali jemuran untuk sekedar menjemur handuk atau pakaian-pakaian
yang basah serta kursi dan meja tamu untuk nongkrong.
Bolehlah. HTP cukup recommended bagi
anda backpacker dengan rombongan kecil,hehehe.=)
6 komentar:
mz diki numpang tanya. kan mz dah pengalaman ksna. punya saran g mz penginapan yg murah untuk 40 org dan bisa d jangkau ma bis besar ?
kalo bis setau saya ga bisa masuk ke area TNBTS, soalnya jalan kesana sempit dan berliku banget, kecuali kalo bus sekelas minibus masih muat..mending bisnya diparkirin di terminal banyuangga,probolinggo..naek ke TNBTS pake "taksi"(sejenis elf rute probolinggo ke bromo carter kalo g salah 300rb PP,liat no hp nya di posting "Perhitungan Biaya Backpacker Ke Bromo")...disana sewa aja beberapa homestay..1 homestay cukup buat 8-12 orang,rate dari 300rb uda ada hot showernya..
bs mnta CPnya?
kmr mndi dlm apa luar yaa...
Sebagian untuk harga Hotel Bromo masih tetep seperti dulu,
bisa kunjungi blog kami untuk detail informasi penginapan gan Homestay Murah Bromo kalau ingin simple bisa di Paket Wisata Bromo
ini kalo gak salah tempatnya mbah Kung....he..he...sederhana tp cukup bersih....
tempat tidurnya nyaman banget walau g ada colokan listriknya..hehehe
Posting Komentar