Rabu, 21 November 2012

Mencicipi Gudeg (Kaleng) Khas Jogja Ala Bu Tjitro

Yogyakarta termasuk salah satu daerah tujuan kuliner yang menarik di Pulau Jawa. Salah satu kuliner favorit di daerah ini adalah gudeg. Sejak dulu, gudeg memang telah identik dengan Yogyakarta sehingga julukan “Kota Gudeg” tetap bertahan hingga kini. Gudeg adalah menu berbahan dasar nangka muda dan berbagai sambal goreng ditambahkan dengan suwiran krecek (kulit sapi), ayam bumbu kuning, dan telur opor. Gudeg biasanya dimakan dengan sepiring nasi putih. Di sekitar kawasan Alun-Alun Kidul Yogyakarta (saya lupa nama jalannya,hehe), terdapat kawasan rumah makan yang menu utamanya adalah gudeg. Kata teman saya yang berkuliah di Yogyakarta, gudeg di kawasan ini harganya relatif mahal sehingga kurang cocok dengan kantong low – cost traveler seperti saya,hehehe. Namun harga tersebut berbanding lurus dengan kenikmatan menu gudeg di rumah makan tersebut. Saya mencoba mencari alternatif lain dengan bertanya-tanya di search engine, Google. Salah satu situs yang saya temukan adalah Yogyes.com. Situs ini berisi artikel-artikel panduan wisata daerah Yogyakarta. Menurut situs ini, menu gudeg yang layak dicoba adalah menu milik rumah makan Gudeg Bu Tjitro 1925. Rumah makan ini terletak di Jl. Janti 330, sebelah Jogja Expo Center (JEC). Range harga menu yang disajikan mulai  Rp 9.000,- s/d Rp 150.000,-. Tidak berbeda jauh dengan harga menu-menu di rumah makan di sekitar kawasan Alun-Alun Kidul. Namun di Gudeg Bu Tjitro 1925, anda dapat menemui menu istimewa yaitu Gudeg Kaleng. Ya, gudeg yang dikemas dalam kemasan kaleng sehingga diklaim tahan hingga 1 tahun!!. Hebatnya lagi, gudeg ini tidak menggunakan bahan pengawet karena sistem pengawetannya menggunakan teknologi hasil penemuan LIPI jadi aman untuk tubuh kita. Gudeg ini juga sehat karena tidak menggunakan MSG. Gudeg kaleng memang ditujukan bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang ingin membawa pulang oleh-oleh makanan khas Jogja tanpa harus khawatir makanan tersebut menjadi basi ketika sampai di rumah. Saya pun jadi tertarik mencobanya. Walupun gudeg kaleng ini dibandrol Rp 25.000,-, harga tersebut sepertinya pantas untuk inovasi yang diciptakan oleh komunitas lokal kita sendiri. Kebetulan beberapa hari yang lalu sobat saya, Kang Ari, pergi ke Jogja dalam rangka menjajal kereta api Malioboro yang baru diluncurkan beberapa bulan lalu dengan tujuan Malang – Yogyakarta. Saya pun menitip gudeg kaleng kepadanya. Ketika gudeg kaleng tiba di tangan saya, Kang Ari sempat menceritakan bahwa lokasi Gudeg Bu Tjitro 1925 ternyata cukup jauh dari kawasan Malioboro. Kang Ari sempat berkeliling ke salah satu cabang rumah makan tersebut namun cabang tersebut sedang tidak menjual gudeg kaleng. Dia pun kembali berjalan menyusuri kawasan Malioboro mencari becak untuk menuju ke sentra pembuatan bakpia dengan pemikiran tiada gudeg kaleng, bakpia pun jadi,hehehe. Eh, tanpa diduga, gudeg kaleng tersebut malah ditemukan di salah satu kios di kawasan Malioboro tersebut dengan bandrol yang sama. Tanpa pikir panjang, dia pun langsung membeli gudeg kaleng tersebut. Singkat cerita,”penampakan”  gudeg kaleng tersebut tidak jauh berbeda dengan kornet kaleng yan banyak terdapat di supermarket. Berat bersihnya sekitar 210 gram. Komposisi gudeg memang benar, non-MSG dan non-pengawet. Sebelum dikonsumsi, gudeg tersebut harus dipanaskan selama 5 menit. Setelah 5 menit, gudeg siap disajikan. 
Warna gudeg ini didominasi warna coklat dari nangka muda. Aromanya khas mengundang selera. Porsi gudeg kaleng ini cukup banyak. Saya kira gudeg ini cukup untuk 2 porsi. Rasa gudeg ini benar-benar nikmat layaknya gudeg Jogja lain yang sering disajikan dalam kendhil-kendhil penampungnya. Rasanya gurih, manis dan sedikit pedas. Gudeg ini juga terasa lebih lengkap dengan tambahan suwiran ayam dan telur bebek opor yang tersedia didalamnya. Benar-benar pas di lidah. Walaupun telur bebeknya agak keras, namun tidak mengurangi cita rasa gudeg secara keseluruhan.
Ternyata, oleh-oleh Jogja tak melulu bakpia,hehehehe. Ada juga gudeg kaleng ini. Gudeg in box yang benar-benar out of the box.=)

Tidak ada komentar: