Selasa, 16 Oktober 2012

Memahami Keunggulan Beton Precast (Cast In Yard)


 Beton precast secara sederhana dapat diartikan sebagai beton yang telah dibuat di pabrik dan dipasang kemudian pada lokasi proyek tujuan. Namun pada perkembangannya di konstruksi Indonesia, beton precast “termodifikasi” dengan beton yang dicetak di lokasi pembuatan (casting yard) dan dipasang kemudian pada satu lokasi proyek yang sama. Dari sudut pandang sederhana, banyak yang berpendapat bahwa sistem precast seperti ini buang-buang waktu karena membutuhkan waktu untuk proses pemasangan (erection). Namun secara teori, banyak sisi positif yang didapatkan untuk menutupi kekurangan tersebut diantaranya efisiensi biaya hingga 20% jika dibandingkan dengan beton konvensional; kecepatan pelaksanaan proyek dari 4 bulan menjadi 2,5 bulan (Sijabat & Nurjaman, 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi keunggulan beton precast salah satunya adalah penggunaan bekisting yang hemat karena dapat digunakan berulang kali. Selain itu, bentuk komponen struktur yang relatif homogen dengan variasi ukuran yang sedikit  juga mempermudah perubahan konfigurasi bekisting sesuai dengan ukuran tersebut. Struktur bekisting beton precast ini terdiri atas lantai kerja beton K-225 dengan phenol film (sejenis multiplek dengan lapisan khusus) yang diperkuat dengan dynabolt ø 12 dan kayu kaso (Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU, 2011).
Phenol film sebagai material utama penyusun bekisting dapat digunakan hingga 10 -12 kali proses produksi komponen precast. Penggunaan bekisting dengan seperti ini juga berpengaruh pada banyaknya ruang kosong dibawah struktur muda (baru terpasang) sehingga pekerjaan yang bersifat arsitektural seperti pasangan dinding, pleteran, dan sebagainya dapat segera dilaksanakan tanpa terganggu atau bahkan menunggu pembongkaran komponen penunjang bekisting seperti scaffolding. Berbicara dari sisi kualitas material penyusun, komponen precast ini relatif terjamin karena menggunakan ready mix yang dipasok dari satu perusahaan yang sama untuk semua jenis komponen sehingga kualitas ready mix relatif tidak berubah-ubah.
Ready mix ini juga lebih efisien dari segi pengawasan dan biaya karena proses produksi dilakukan secara masal dan berkelanjutan layaknya pabrik di satu lokasi yang sama dengan proyek. Hal ini juga menjawab kenapa secara teori diawal  struktur seperti ini lebih cepat pelaksanaannya dan lebih hemat. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat jenis beton precast “termodifikasi” ini menjadi pilihan pada proyek-proyek di Indonesia khususnya proyek rumah susun. Tercatat dalam tiga tahun terakhir telah terlaksana pembanguan 9.048 unit rumah susun, atau berarti 3.000 unit rusunawa tiap tahunnya (97% dari seluruh rusun selama 3 tahun terakhir) terutama dengan adanya program pembangunan sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah dan sebagian besar mengadopsi teknologi dan sistem beton precast (Sijabat & Nurjaman, 2007).

Tidak ada komentar: