Gunung Kelud adalah satu dari sekian banyak gunung berapi
aktif yang terdapat di wilayah Indonesia. Terletak di dua wilayah kabupaten
yaitu Blitar dan Kediri daerah Jawa Timur. Gunung ini terakhir meletus pada
tahun 1990. Letusan yang terjadi saat itu mengakibatkan terbentuknya danau
vulkanik berwarna hijau tosca yang cukup indah. Banyak wisatawan yang
berkunjung kesini untuk menikmati keindahan danau tersebut.
|
Anak Kelud |
Pada tahun 2006,
saat pertama kalinya saya menginjakkan kaki disana. Mungkin itu juga pertama
kali dan terakhir kalinya bagi saya
untuk menikmati keindahan danau tersebut. Karena pada tahun itu,beberapa bulan
setelah kunjungan saya, gunung ini
menunjukkan gejala untuk meletus. Level gunung Kelud telah dinaikkan hingga
status dapat meletus kapan saja. Namun letusan itu tidak terjadi hingga kini
karena muncul fenomena unik berupa gundukan material vulkanik padat yang muncul
menutupi danau vulkanik di tengah gunung ini. Material ini sepertinya berfungsi
sebagai sumbat yang mencegah letusan terjadi. Berangsur-angsur setelah itu,
status Gunung Kelud diturunkan ke level aman. Namun, konsekuensi dari munculnya
material padat yang biasa disebut “ Anak Kelud” oleh masyarakat setempat
tersebut adalah hilangnya danau vulkanik tadi. Layaknya Gunung Anak Krakatau di
wilayah Selat Sunda, material ini tumbuh secara periodik. Hal ini mengundang
saya untuk kembali ke Gunung Kelud untuk menikmati fenomena unik ini. Sekitar 7
kali saya mengunjungi Gunung Kelud pasca munculnya “Anak Kelud” karena ajakan
teman-teman saya yang membutuhkan
guide
ke sana,hehehe. Kunjungan terakhir saya sekitar bulan Februari 2012. Saya berangkat sekitar pukul 09.30 WIB dengan
menggunkan sepeda motor. Rute yang saya lewati adalah Kota (Blitar) – Tanggung
– Ngoran/ Nglegok – Ngancar – Kelud. Ada rute lain yang bisa dilewati yaitu
dari arah Kediri – Wates – Ngancar. Tergantung darimana start point anda.
Selain rute tersebut, rute-rute alternatif banyak ditemukan namun kadang
kondisi jalannya tidak selayak dua rute tadi. Ada baiknya juga untuk membawa
atau menyewa mobil ataupun motor karena minimnya transportasi umum untuk akses
langsung ke Gunung Kelud.Sekitar pukul 10.30 WIB , saya sampai di Rest Area Gunung
Kelud. Disini kita akan menjumpai loket pembelian karcis. Harga karcis yang dipatok
sekitar Rp 5000 (klo tidak salah,hehe). Puncak Gunung Kelud berjarak sekitar 15
km dari rest area dengan medan yang tidak jauh beda dengan jalanan Gunung
Bromo, berkelok-kelok dan turun naik. Di sepanjang perjalanan kita akan
disuguhi pemandangan yang indah kahs dataran tinggi yaitu perbukitan dan
deretan pohon yang memanjakan mata. Sepanjang jalan ini juga terdapat beberapa
pos peristirahatan, penjual bensin eceran, dan tukang tambal ban. Tak lama
akhirnya kami sampai di area parkir gunung ini.
|
Area Parkir |
Fasilitas area parkir ini
antara lain mushola, warung-warung, dan kamar mandi, fasilitas standar sebuah
area parkir. Di sebelah area ini, dapat kita temui arena flyng fox yang cukup
menantang. Rp 20.000,00 cukup untuk sekedar meningkatkan adrenalin dengan
mencoba permainan ini. Merasa tidak berduit, langsung saja saya bergegas menuju
ke site anak Kelud,hehehe. Terowongan
gelap sepanjang beberapa puluh meter akan menyambut kita sebelum mencapai site tersebut. Ada baiknya kita membawa
senter. Di ujung terowongan, ada tiga jalan yang bisa ditempuh. Jalan ke kanan
adalah jalan bagi para climber untuk
mendaki ke puncak Kelud yang saya sebut “Red Cliff” karena memang warna puncak
tersebut merah bata.
|
"Red Cliff" |
Jalan lurus akan menuntun kita menuju anak Kelud dengan
pemandangan arah horizontal. Kita dapat merasakan bau belerang yang sangat
menyengat dan suara air kawah yang mendidih. Jika memilih jalur kekanan kita
akan menemui anak tangga menuju menara pandang, spot terbaik untuk menikmati pemandangan sekitar Gunung Kelud &
Anak Kelud tentunya. Saya lebih memilih jalur kanan karena memang tak lengkap
rasanya ke Kelud tanpa mencapai menara pandang. Ada sekitar 800-an anak tangga
yang perlu didaki jadi air mineral memegang peranan penting disini. Oya,
sebelum memasuki teowongan ada jalur ke kanan menuju pemandian air panas.
Pemandian ini sebenarnya kurang terawat dengan baik, namun airnya cukup bersih
sehingga tidak ada salahnya untuk dicoba. Untuk selanjutnya biarlah foto saya
yang menjelaskan kepada anda,hehehe. Sekedar saran, waspadai area-area dimana
kerap terjadi longsor ketika menempuh perjalanan pulang. Karena gunung Kelud
memiliki karakteristik yang berubah dengan cepat, segera tinggalkan site sebelum pukul 16.00 WIB. Enjoy=)
|
Narsis Ujung Terowongan,hehehe |
|
Beuty Of Kelud =) |
|
Small step for another big steps - completely tired!!!hehehe... |
|
Fotografer kite narsis juga,hehehe.. |
|
Enjoy =) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar