Rabu, 30 Juli 2014

Mencicipi Semangkuk Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli Surabaya

Pada hari pertengahan bulan Juni ini saya kembali mengunjungi Surabaya untuk urusan pekerjaan. Karena bertepatan dengan momen libur anak sekolah otomatis pekerjaan utama saya sebagai guru les privat jadi cuti untuk sementara. Berangkat dari kediaman sekitar jam 4 subuh dan sampai di Stasiun Gubeng, Surabaya pukul 10 pagi. Sebenarnya sesuai rencana akan mampir di rumah kakak di kawasan Tambaksari, Surabaya namun karena keponakan yang notabene anak kakak saya masih mengikuti UKK, maka saya baru bisa kesana sekitar jam 1. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang dapat saya manfaatkan berkeliling sekitar Stasiun Gubeng. Terlintas ide untuk menuju ke kawasan Jalan Ambengan dimana disitu terdapat Soto Ayam Ambengan milik Pak Sadi yang sudah terkenal kelezatannya dimana-mana. 

Warung Soto Ayam Ambengan Pak Sadi
Bahkan menurut banyak media online, Soto Ayam Ambengan ini adalah peraih Street Food Masters Of The Year 2013 alias dinobatkan sebagai makanan kaki lima terbaik di ajang World Street Food Congress 2013 di Singapura. Seenak apa soto ini sampai-sampai bisa mengikuti jejak rendang sebagai salah satu makanan terbaik di Indonesia?Mari kita review. Berdasarkan sejarah dulunya soto ayam ini dijajakan secara berkeliling oleh Pak Sadi sendiri semenjak tahun 1971. Karena pembeli makin banyak maka beliau membuka depot Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli (yang benar-benar asli) terdapat di Jalan Ambengan No. 3A, Surabaya. Sekarang juga terdapat banyak cabang soto ini di beberapa daerah Surabaya bahkan ada di Jakarta. Untuk menghindari “pembajakan”, Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli ini telah didaftarkan sebagai merk dagang sehingga pembeli bisa dengan mudah membedakan dengan soto-soto ambengan penirunya.  Dilihat dari Google Maps, lokasi soto ini terletak sekitar 1,1 Km dari Stasiun Gubeng. 

Tidak Terlalu Jauh Dari Stasiun Gubeng, Surabaya
Karena jaraknya dekat, saya memilih jalan kaki menuju kesana lagipula cuaca berawan jadi tidak terlalu panas. Menyusuri pinggiran Mall Grand City, SMAN 5 Surabaya, sampai Gerai A&W sampailah saya di depot Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli. Jangan bayangkan depot soto ini memiliki parkiran luas, berlantai banyak, dan sebagainya. Depotnya sangat sederhana dengan lokasi parkir bahu jalan. Lantainya cuma lantai dasar saja. Didalamnya terdapat beberapa meja panjang untuk makan. Suasananya cendurung temaram. Khas depot-depot yang sudah lama berdiri. Ini yang menjadi trademark bahwa Soto Ayam Ambengan Pak Sadi telah lama diracik dan menjadi jujugan pelanggan setianya. Tapi yang hebat dengan depot sesederhana itu bisa mempekerjakan karyawan dengan jumlah lebih dari 15 orang ato rata-rata 1 karyawan per meja ditambah dengan pegawai dapur!!. Denger-denger ini untuk mengantisipasi pengunjung yang membludak ketika jam makan siang. Mereka rela antri hingga ke jalan demi seporsi soto. Wah, hebat juga soto ini. Segera saya mengambil tempat dan memesan semangkuk soto ayam campur (nasinya semangkok dengan soto) dan segelas es teh. Tidak sampai 1 menit semangkuk besar soto ayam dan segelas es teh sudah landing di hadapan saya. 

Suasana Agak Temaram Khas Depot Lama
Penampakan Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli
 Tidak seperti soto kebanyakan mangkoknya sudah berlogo Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli (catat). Sebenarnya menu yang legendaris adalah soto ayam dengan ditambah jeroan ato brutu namun karena perut masih kenyang saya lebih memilih soto biasa saja. Selain menu tadi masih banyak pilihan isian soto lain (lihat gambar). Oke, dari pertama datang bau kunyit dan jeruk nipis soto ini sudah tercium dengan kencang dari soto ini. Kuahnya bening dengan irisan daging ayam tebal ditaburi dengan taburan bubuk koya atau parutan kelapa dengan krupuk udang. Enaknya koyahnya disediakan terpisah jadi bisa menaburi koyah sepuasnya, hehehe.

Koyah "Swalayan"
Saya tambahkan sedikit kecap dan sambal lalu diaduk sebentar. Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya ingin nambah juga. Rasa sotonya sesuai predikatnya sebagai juara makanan kaki lima. Gurih koya pas bercampur dengan legitnya kuah, manisnya kecap, dan segarnya asam jeruk serta kunyit. Irisan daging ayamnya tidak anyep dan menambah sedapnya soto. Bawang goreng dan irisan seledri+kubis juga menambah kaya rasa soto ini. Sesendok, dua sendok sampai terakhir kuahnya saya kandaskan. Wah, benar-benar tidak ada tandingan soto ayam ini. Luar biasa enak, hehehe. Semangkuk soto campur biasa dihargai Rp 18.000,- dan akan meningkat harganya sesuai isiannya. Cukup murah dan melebihi ekspetasi saya terutama dalam porsi dan rasa. Jadi, kesimpulannya, Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli ini sangat pantas dan wajib dicoba jika sedang berkunjung ke Surabaya. Tidak di Surabaya? Bisa datang juga ke cabang-cabang Soto Ayam Ambengan Pak Sadi di kota-kota terdekat yang bisa di –googling alamatnya, hehehe. Pastikan keaslian sotonya jangan sampai yang palsu. Yuk, mampir ke Soto Ayam Ambengan Pak Sadi Asli.=)

Selasa, 15 Juli 2014

Kue Mochi Tidak Hanya Di Jepang, Semarang Pun Punya Kue Mochi!!

Mendengar kue mochi pasti yang terbayang adalah makanan khas Jepang yang disediakan sebagai pelengkap minum teh. Kue yang terbuat dari tepung ketan yang dilumuri dengan bubuk tepung ini juga sangat terkenal di Kota Bandung sehingga dijadikan oleh-oleh selain makanan khas lain seperti peuyeum. Di kota lain ternyata terdapat kue mochi yang cukup melegenda yaitu kue mochi Semarang. Tentu ketika mendengar kata Semarang yang kita tahu oleh-olehnya adalah bandeng presto, tahu pong dan sebagainya. Namun sekarang, tambahkan daftar oleh-oleh wajib ketika berkunjung ke Semarang dengan kue moaci. 



Penampakan Wadah Moaci Isi 16
Dari seluruh merk yang menjual kue mochi di semarang, hanya ada 1 yang paling terkenal yaitu Kue Moaci Gemini (mochi dieja menjadi moaci). Saya sempat mencoba kue moaci ini ketika berkunjung ke Semarang pada medio 2012. Baru beberapa hari lalu juga dapet oleh-oleh dari murid saya yang pulang kota ke Semarang. 

Yang Isi 6 Nih
Merknya Gemini
Kue moaci Gemini memiliki banyak ciri khas yang membuatnya berbeda dengan mochi kebanyakan. Moaci ini dibuat oleh etnis Tionghoa yang memang banyak mendiami Semarang. Moaci Gemini dibuat dari tepung ketan dengan isian kacang tumbuk yang dicampur gula/karamel. Mirip onde-onde tapi lebih mini dan kenyal. Ada banyak pilihan rasa dari kue moaci ini diantaranya original (bubuk tepung diluar), original wijen, durian, strawberry, coklat, pandan dan talas. Namun menurut saya, yang paling legit adalah kue moaci original dengan lapisan wijen. Rasanya sungguh gurih dengan sedikit rasa manis dan dijamin membuat ketagihan. Dari luar, bungkus kue moaci ini berwarna merah terang khas nuansa Imlek dengan gambar 2 beruang emas diatasnya. Didalamnya kue moaci dibungkus dengan kertas. Tersedia beberapa ukuran kardus dari isi 10 biji, 16 biji, sampai 25 biji. Harganya mulai dari Rp 14.000,- s/d Rp 32.000,-. Agak mahal dikit jika membeli di pusat oleh-oleh. Seperti saya kemaren mendapat harga Rp 30.000,- untuk kotak isi 16 dengan 4 rasa ketika membeli di sentra oleh-oleh Bandeng Juwana di Jl. Pangandaran, kawasan Tugu Muda. Moaci Gemini sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet sehingga hanya dapat bertahan 4-7 hari dan sekitar 10 harian jika masuk lemari es. Moaci Gemini banyak terdapat hampir di seluruh pusat oleh-oleh Semarang seperti outlet Bandeng Juwana dan sebagainya. Sedangkan outlet asli Moaci Gemini ada di Jalan Kentangan 101, sekitar 5 menit dari Simpang Lima Semarang. Saya pribadi pada saat ke Semarang tidak sempat mengunjungi outlet asli ini karena harus bergegas mengejar kereta namun tetap saya tampilkan foto outletnya yang saya ambil dari beberapa sumber. 



(sumber)
Jadi, sempatkan mampir membeli kue moaci Gemini ketika berkunjung ke Semarang ya. =)