Rabu, 19 Februari 2014

Short Trip Ke Simpang Lima Gumul Kediri

Karena kesibukan mengajar di bimbel dan cuaca yang tidak mendukung, jadi lama absen nge-blog,hehehe. Namun masih ada cerita-cerita perjalanan menarik di medio “cuti” nge-blog saya. Salah satunya adalah mampir ke kota Kediri untuk mengisi waktu kosong di awal November kemarin yang baru sempat saya tulis di liburan anak sekolah ini. Kota Kediri letaknya tidak sampai satu jam dari kediaman saya di Kota Blitar. Selain tidak terlalu jauh, kota ini juga menawarkan beberapa macam spot wisata yang menarik diantaranya adalah Gua Selomangleng, Museum Airlangga, Simpang Lima Gumul+Gumul Paradise-nya, dan tak ketinggalan beberapa pusat perbelanjaan sekelas mall serta spot-spot wisata alam kecil lain. Bersama calonnyonya alias tulang rusuk yang selama ini hilang,hehe, saya menuju kota Kediri menggunakan sepeda motor. Maklum karena jarak dekat dan alasan efisiensi, saya tidak menggunakan kendaraan umum seperti biasanya. Sekitar pukul 09.00, saya tiba di Kediri Town Square (K-Tos)yang memang menjadi tujuan pertama saya. Walaupun hari libur, suasana masih sepi karena jam operasional mall memang baru dimulai. Saya segera menuju food court untuk beristirahat sembari mengisi perut.  Sekedar informasi, K-Tos adalah pusat perbelanjaan yang usianya masih cukup muda di Kota Kediri. Sebelum K-Tos, pusat perbelanjaan yang menjadi jujuganadalah Mall Sri Ratu yang letaknya sekitar 800 meter dari K-Tos. Dulu memang mall ini sangat ikonik di Kota Kediri. Saya masih ingat ketika kecil selalu mampir kesini ketika mudik lebaran di kota tempat kakek saya dilahirkan ini. Apalagi letaknya memang strategis ditunjang dengan adanya bioskop Golden Kediri persis di depannya. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak bermunculan  mall-mall lain diantaranya K-Tos dan Ndoho Plaza. Nama yang saya sebutkan terakhir adalah mall yang letaknya di depan masjid Agung Kediri sekitar 3 km dari K-Tos. Oke, kembali lagi ke topik awal. Setelah 1 jam di food court, saya menemani nyonya window shopping di Matahari (selalu Matahari). Puas cuci mata dan saya cuci kaki (baca : capek,hehehe), saya melanjutkan perjalanan ke Simpang Lima Gumul (SLG).


Jaraknya, sekitar 8 km dari K-Tos. Kalau berkendaraan pribadi menuju kesana, tinggal lurus saja dari Stadion Brawijaya dan ikuti jalan. Kalau berkendaraan umum, naik saja bis ke arah Pare atau Kampung Inggris biasanya lewat disitu. Monumen yang juga merupakan kantor stasiun televisi lokal JTV - Kediri ini sekarang menjadi ikon Kota Kediri setelah Gunung Kelud. Saya sendiri kurang begitu paham kenapa bentuk monumen ini mirip sekali dengan monumen Arc De Triomphe di Paris, Prancis padahal jika melihat fungsinya yang menonjol sebagai ikon kota seharusnya ada sisi unik dan orisinil yang ditonjolkan. Anyway bangunan ini tetap menarik cukup banyak pengunjung baik dari dalam maupun luar kota berarti dari sisi wisata masih terpenuhi. Masuk ke SLG tidak dipungut biaya selain ongkos parkir sebesar Rp 3.000,-. Uniknya parkir SLG letaknya di seberang jalan, tidak tepat didepan SLG. Untuk mencapai SLG, kita akan melewati terowongan yang menghubungkan tempat parkir dengan SLG. 

Pintu Masuk Terowongan
 Ada beberpa tempat parkir yang semua koneksinya dengan SLG menggunakan terowongan. Saya sendiri memilih untuk parkir di tempat parkir di depan Gumul Paradise. Oya, di kompleks SLG ada juga Gumul Paradise yang merupakan sebuah waterpark yang cukup luas. Karena tidak berniat berenang, saya langsung menuju SLG. Suasana cukup ramai saat itu. Terlihat juga ada beberapa petugas perpustakaan keliling di bagian dalam. SLG ini sebenarnya memiliki balkon di bagian atas yang berguna bagi pengunjung yang ingin melihat pemandangan seputaran simpang lima. Menurut beberapa pengunjung, dulu balkon tersebut dibuka untuk umum namun sekarang ditutup dengan alasan tertentu. Lift menuju ke balkon juga dibiarkan mangkrak. Saya menduga mungkin balkon itu sekarang hanya khusus digunakan untuk siaran televisi karena saya sering melihat para news anchor JTV-Kediri live dengan background simpang lima dari atas. Beranjak ke sisi lain ada beberapa arca yang berpadu dengan relief-relief dinding yang sepertinya menceritakan asal mula kota Kediri. Area SLG juga cukup hijau dan bersih sehingga nyaman bagi para pengunjung. 


 Puas mengambil gambar, saya segera beranjak untuk mengisi perut kembali karena hari sudah siang dan kembali ke kota kediaman. Sebelumnya, saya sempat mampir juga ke Jl. Patimura, sentra penjual tahu kuning khas Kediri, untuk membeli oleh-oleh keluarga dirumah. Saran saya jika sedang mampir ke Kediri mencari oleh-oleh tahu kuning, langsung saja menuju ke kedai Tahu Kuning POO yang tidak ada embel-embel nama lain karena rasanya paling mantap menurut saya (tergantung selera juga,hehehe). 


Ya, begitulah sekelumitcerita tentang mampir ke Kediri bersama nyonya.=)