Rabu, 10 April 2013

Jalan-Jalan Di Kompleks Makam-Museum-Perpustakaan Bung Karno

Hari minggu ini, teman saya dari Malang akan berkunjung ke Blitar dalam rangka reuni dengan beberapa teman lain. Nah, mumpung di Blitar makawajib berkunjung ke Kompleks Makam-Museum-Perpustakaan Bung Karno atau Ir. Soekarno, bapak proklamator kemerdekaan sekaligus presiden pertama kita. 




Saya sendiri sudah puluhan kali berkunjung kesini dan hal itu membuat saya diangkat menjadi guide oleh teman saya, hehehe.Ir. Soekarno, pahlawan besar bagi bangsa Indonesia ini lahir pada tahun 1912 dan wafat pada tahun 1970. Beliau dimakamkan di kota kecil di sebelah selatan provinsi Jawa Timur yaitu Kota Blitar. Makam beliau berdampingan dengan makam kedua orang tuanya yang wafat terlebih dahulu. Makam beliau sering disebut sebagai Makam Bung Karno.Makam ini berada dalam satu kompleks dengan museum & perpustakaan Bung Karno yang diresmikan pada tahun 2009. Kompleks Makam-Museum-Perpustakaan Bung Karno cukup luas. Terletak tidak jauh dari pusat kota Blitar. Jika dari arah Malang dengan menggunakan bus, turun saja di halte Herlingga. Dari situ berganti transportasi dengan becak seharga Rp 10.000,- s/d Rp 15.000,-. 
Tergantung negosiasi dan jangan setuju dengan harga diatas Rp 15.000,- karena dari halte ke kompleks wisata hanya sejauh 3 km dengan medan biasa. Jika dari halte  ingin berjalan, tinggal mengikuti jalan utama ke arah barat. Setelah kantor Rajawali TV ada belokan ke arah utara. Lurus hingga pertigaan Jl. Kalasan. Dari jalan tersebut,  tinggal lurus ke barat. Jika  menggunakan kereta api, turunlah di Stasiun Garum. Berganti dengan angkutan umum di depan stasiun seharga Rp 3.000,- dan turun di halte Herlingga. Dari tersebut  dapat mengambil rute jalan kaki atau dengan menggunakan becak.Lanjut,tidak sampai 5 menit saya dan teman saya akhirnya sampai juga di lokasi wisata ini karena memang dari rumah saya hanya berjarak 1 km saja, hehehe. Tidak ada biaya yang dipungut untuk masuk ke dalam area wisata ini bahkan untuk parkir di dalamnya. Pada pintu masuk utama di arah selatan, pengunjung akan disambut dengan patung perunggu Bung Karno setinggi hampir 4 meter dengan pose duduk sambil membaca buku. 
Di samping kiri & kanan patung ini,  ada pintu masuk ke dalam museum (kiri) dan ke dalam perpustakaan (kanan) 2 lantai. . Berhubung kompleks makam sedang mendapat kunjungan dari bapak Boediono (Bapak Wapres yang sedang mudik,hehehe) saat itu, kami tidak dapat masuk kedalam bangunan museum dan perpustakaan.Museum sendiri berisi barang-barang milik Bung Karno dan beberapa foto Bung Karno semasa hidup. Daya tarik utama museum ini adalah lukisan Bung Karno yang diklaim dapat “berdetak” dengan sendirinya sehingga banyak pengunjung yang menganggap museum itu seakan hidup. Lebih ke dalam, terdapat replika bendera pusaka yang dikibarkan pertama kali saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.Selain itu, ada juga koper yang digunakan Bung Karno selama masa pengasingan. Selain itu pada galeri foto Bung Karno, banyak foto yang menampakkan betapa gigihnya beliau memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Museum ini lengkap dan sangat bernuansa Bung Karno. Di satu titik kita akan menemui akses menuju lantai 2 yang digunakan sebagai akses alternatif menuju perpustakaan namun sayangnya akses ini seringkali ditutup. Interiornya di dalam museum ini cukup nyaman dan jauh dari kesan seram layaknya kesan dari museum-museum di Indonesia. Sedangkan bangunan perpustakaannya memiliki koleksi buku tentang sejarah Indonesia yang diklaim paling lengkap disamping koleksi-koleksi buku lain seperti buku tentang teknologi, psikologi, dan sebagainya. Koleksi buku-buku sejarah diletakkan di lantai dasar sedangkan koleksi buku-buku umum diletakkan di lantai 2 bangunan yang terbagi menjadi bangunan barat dan timur yang dihubungkan sebuah jalan tembus layaknya jembatan. Perjalanan kami lanjutkan ke sisi barat museum dimana ada amphiteater dan gong perdamaian. Setelah jeprat-jepret sejenak, kami langkahkan kaki menuju gapura makam. Namun kami disuruh beberapa petugas untuk menunggu karena rombongan bapak Boediono akan segera meninggalkan makam. Sempat juga melambaikan tangan kepada bapak wapres tercinta. Hati-hati di jalan, pak. Semoga selamat sampai tujuan,hehehehe. Tak berselang lama tempat itu langsung dipenuhi pengunjung dari luar kota yang daritadi menunggu untuk masuk seperti kami. 
Niat kami untuk masuk ke makam kami urungkan karena hari sudah sangat sore dan didalam makam pasti tidak leluasa. Akhirnya cukup jeprat-jepret saja di sekitar area gapura makam dan halaman museum. Oya, di halaman museum terdapat beberapa relief yang menggambarkan kisah hidup Bung Karno semasa kecil hingga menjadi presiden RI yang pertama. Selain itu terdapat kolam ikan sebagai oase bagi beton-beton disekelilingnya. 
Overall, kompleks Bung Karno ini merupakan tempat yang indah. Selain itu, sampah dari pengunjung juga tidak berserakan sehingga kesan kumuh dapat terhindarkan. Pantaslah disebut sebagai destinasi wisata utama di Kota Blitar. Dan kunjungan kami di museum Bung Karno pun kami akhiri dengan bacaan “Alhamdulillah” dan segera menuju ke parkiran motor. J