Rabu, 30 Mei 2012

Uniknya “Anak” Gunung Di Tengah Gunung Kelud

Gunung Kelud adalah satu dari sekian banyak gunung berapi aktif yang terdapat di wilayah Indonesia. Terletak di dua wilayah kabupaten yaitu Blitar dan Kediri daerah Jawa Timur. Gunung ini terakhir meletus pada tahun 1990. Letusan yang terjadi saat itu mengakibatkan terbentuknya danau vulkanik berwarna hijau tosca yang cukup indah. Banyak wisatawan yang berkunjung kesini untuk menikmati keindahan danau tersebut.
Anak Kelud
Pada tahun 2006, saat pertama kalinya saya menginjakkan kaki disana. Mungkin itu juga pertama kali  dan terakhir kalinya bagi saya untuk menikmati keindahan danau tersebut. Karena pada tahun itu,beberapa bulan setelah kunjungan saya,  gunung ini menunjukkan gejala untuk meletus. Level gunung Kelud telah dinaikkan hingga status dapat meletus kapan saja. Namun letusan itu tidak terjadi hingga kini karena muncul fenomena unik berupa gundukan material vulkanik padat yang muncul menutupi danau vulkanik di tengah gunung ini. Material ini sepertinya berfungsi sebagai sumbat yang mencegah letusan terjadi. Berangsur-angsur setelah itu, status Gunung Kelud diturunkan ke level aman. Namun, konsekuensi dari munculnya material padat yang biasa disebut “ Anak Kelud” oleh masyarakat setempat tersebut adalah hilangnya danau vulkanik tadi. Layaknya Gunung Anak Krakatau di wilayah Selat Sunda, material ini tumbuh secara periodik. Hal ini mengundang saya untuk kembali ke Gunung Kelud untuk menikmati fenomena unik ini. Sekitar 7 kali saya mengunjungi Gunung Kelud pasca munculnya “Anak Kelud” karena ajakan teman-teman saya yang membutuhkan guide ke sana,hehehe. Kunjungan terakhir saya sekitar bulan Februari 2012.  Saya berangkat sekitar pukul 09.30 WIB dengan menggunkan sepeda motor. Rute yang saya lewati adalah Kota (Blitar) – Tanggung – Ngoran/ Nglegok – Ngancar – Kelud. Ada rute lain yang bisa dilewati yaitu dari arah Kediri – Wates – Ngancar. Tergantung darimana start point anda. Selain rute tersebut, rute-rute alternatif banyak ditemukan namun kadang kondisi jalannya tidak selayak dua rute tadi. Ada baiknya juga untuk membawa atau menyewa mobil ataupun motor karena minimnya transportasi umum untuk akses langsung ke Gunung Kelud.Sekitar pukul 10.30 WIB , saya sampai di Rest Area Gunung Kelud. Disini kita akan menjumpai loket pembelian karcis. Harga karcis yang dipatok sekitar Rp 5000 (klo tidak salah,hehe). Puncak Gunung Kelud berjarak sekitar 15 km dari rest area dengan medan yang tidak jauh beda dengan jalanan Gunung Bromo, berkelok-kelok dan turun naik. Di sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang indah kahs dataran tinggi yaitu perbukitan dan deretan pohon yang memanjakan mata. Sepanjang jalan ini juga terdapat beberapa pos peristirahatan, penjual bensin eceran, dan tukang tambal ban. Tak lama akhirnya kami sampai di area parkir gunung ini.
Area Parkir
Fasilitas area parkir ini antara lain mushola, warung-warung, dan kamar mandi, fasilitas standar sebuah area parkir. Di sebelah area ini, dapat kita temui arena flyng fox yang cukup menantang. Rp 20.000,00 cukup untuk sekedar meningkatkan adrenalin dengan mencoba permainan ini. Merasa tidak berduit, langsung saja saya bergegas menuju ke site anak Kelud,hehehe. Terowongan gelap sepanjang beberapa puluh meter akan menyambut kita sebelum mencapai site tersebut. Ada baiknya kita membawa senter. Di ujung terowongan, ada tiga jalan yang bisa ditempuh. Jalan ke kanan adalah jalan bagi para climber untuk mendaki ke puncak Kelud yang saya sebut “Red Cliff” karena memang warna puncak tersebut merah bata. 
"Red Cliff"
Jalan lurus akan menuntun kita menuju anak Kelud dengan pemandangan arah horizontal. Kita dapat merasakan bau belerang yang sangat menyengat dan suara air kawah yang mendidih. Jika memilih jalur kekanan kita akan menemui anak tangga menuju menara pandang, spot terbaik untuk menikmati pemandangan sekitar Gunung Kelud & Anak Kelud tentunya. Saya lebih memilih jalur kanan karena memang tak lengkap rasanya ke Kelud tanpa mencapai menara pandang. Ada sekitar 800-an anak tangga yang perlu didaki jadi air mineral memegang peranan penting disini. Oya, sebelum memasuki teowongan ada jalur ke kanan menuju pemandian air panas. Pemandian ini sebenarnya kurang terawat dengan baik, namun airnya cukup bersih sehingga tidak ada salahnya untuk dicoba. Untuk selanjutnya biarlah foto saya yang menjelaskan kepada anda,hehehe. Sekedar saran, waspadai area-area dimana kerap terjadi longsor ketika menempuh perjalanan pulang. Karena gunung Kelud memiliki karakteristik yang berubah dengan cepat, segera tinggalkan site sebelum pukul 16.00 WIB. Enjoy=)  


Narsis Ujung Terowongan,hehehe

Beuty Of Kelud =)

Small step for another big steps - completely tired!!!hehehe...
Fotografer kite narsis juga,hehehe..

Enjoy =)